Sutan Iwan Soekri Munaf
Mencabik

Ketika malam terjaga, ada yang berjaga di ujung kelam sambil mencabik lembaran foto hitam-putih: Di sini mayang rambutmu meregang waktu di antara langkah gundah.
Ketika kata menduga, kupikat warna dalam seribu hasrat sambil menikmati rindu mendudu: Di sini senyummu datang mengundang di antara suara dan bimbang.
Ketika titik, garis dan malam terjerat, kurekat warna dari ujung senyummu yang melempar selendang mayang ke ujung sepi hingga rindu menjadi gundah di antara bayang-bayang tersimpan dari balik kacamata.
Ketika mata lepas menikmati mayang rambutmu tergerai sampai: Lewat gemulai selendang ditelan angin pegunungan sebelum subuh tiba, lamat-lamat terdengar suara sendu di antara gemerisik sepi
Ketika ini engkau keluar dari balik kertas foto - tidak lagi hitam-putih - dan mengajakku menikmati hari bersama mentari pagi yang hampir muncul di balik gunung: Aku pun terbangun dari mimpi panjang ingin memelukmu dan menghentikan waktu. Di sini!

Juli 2000

=======================
Sutan Iwan Soekri Munaf
Pada Malam

Dingin. Tak lagi geliatmu dalam keringatku membakar waktu. Beku
Tak lagi kata menawarkan nostalgia pada kembara: Petaka. Tak lagi sisa kembara memburu waktu yang mengalir bersama angin semilir: Bibir. Tak lagi lidah mendedah kisah dalam kasih: Sungguh! Tak lagi kudengar irama taratak-tak-tak taratak-tak-tak bum-bum-bum…..
Dalam gerak berderak-derak: Geliatmu menghapus keringatku ditelan kembara.Waktu pun beku.
Masihkah engkau membaca malam lewat angin dan sepi?

Juli 2000

========================
Sutan Iwan Soekri Munaf
Terkadang

Aku percaya - terkadang - malam nanti engkau datang menyuguhkan sepotong gairah dan secangkir rindu yang lama tersimpan dalam buku kalbu. Ya, sepanjang gigi siang mentari menghunjam dalam jangat nurani dan detik meniti anak tangga demi anak tangga mencari detik baru di antara dinginnya hati. Barangkali mataku masih mengintip senja dari lubang pintu hati dan merasakan pelukan pualam di lingkar sepi. Siapa tahu engkau ada di situ!

Juli 2000

=======================
Sutan Iwan Soekri Munaf
Tentang Kawan

Seperti meniti jalan setapak ditemani udara basah aroma pepohonan dan dingin: Tidak ada lagi kawan
Seperti melangkah di tengah gurun pasir dan mentari menertawai setiap fatamorgana yang terjadi: Tak ada lagi kawan
Seperti malam beranjak dihadang subuh dan lamat-lamat suara dedaunan berdesiran dibelai angin: Tak ada lagi kawan
Seperti pagi kehilangan embun pada setiap rerumputan dan siang kehilangan mentari di antara seribu derap mobil tua menyemprotkan asap solar ke tengah kita: Tak ada lagi kawan
Seperti kata menanam makna dalam-dalam: Tak ada lagi kawan

Juli 2000

========================
Sutan Iwan Soekri Munaf
Dingin

Aku menyelam ke dalam malam: Tangan mengayuh rindu kaki mendorong sepi. Sesekali gelembung udara malam lepas dari ujung mulut. Mata menatap samar-samar ke tengah bayang-bayang: Senja menari seperti ikan di antara rumah karang.
Di sini aku merenangi rindu pada paginya seorang lelaki yang memburu siang dalam mata seorang perempuan.
Aku menyelam ke dalam waktu: Tangan mengayuh kata kaki mendorong makna. Sesekali gelembung resah lepas dari balik sepi. Mata menatap samar-samar ke tengah-tengah rindu: Pagi dicabik-cabik gigi mentari siang.
Di sini aku menikmati waktu kembara setelah gelombang kata berhenti menghempaskan rasa dan debur rindu meniti hasrat di antara pasir putih
Ingin aku menyelam lagi ke balik keringatmu dan tanganku bermain di antara luas jangatmu sambil kaki menghentakkan rindu: Mata menatap jauh ke bilik kelam dan dingin malam menawarkan hasrat mendudu.
Di sini berahi pun sirna

Juli 2000



saya lahir di medan, kota sumber petaka
saya besar di bandung, kota segala mendung
pernah tinggal di pariaman, sumbar, kota segala idaman,
kini tinggal di jakarta, penuh sesak bagai neraka
kalau anda pernah ke bandung
tentu kenal namanya acep, benni setia, benni r budiman, diro aritonang, dan buanyak lagi....
bandung itu kota mendung yang sarat dalam puisiku
di kota inilah terbit kumpulan puisiku: obsesi.

aku punya beberapa sahabat, di antaranya roy rajiie hadi (nama samarannya roha) dari johor (melaka). entah di mana dia kini. lantas, aku suka sekali pada sajak-sajak azmy yousof, doel ws dan beberapa nama lagi dari Malaysia..

sutan iwan soekri munaf
 

   Ke Penyair Indonesia